REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus
Menurut Atha Ibnu Rabbah, Ibnu Abbas bertanya kepadanya. “Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni surga?” Atha menjawab, “Ya. Saya mau.” Ibnu Abbas menjelaskan, “Dia
adalah wanita kulit hitam yang datang kepada Nabi SAW dan berkata,
'Wahai Nabi. Saya menderita penyakit ayan/epilepsi dan (kala penyakit
saya kambuh) auratku tersingkap. Berdoalah untuk saya agar Allah
menyembuhkan penyakit saya'.”
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika
engkau mau, bersabarlah dan bagimu surga. Tetapi jika engkau mau, aku
akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu”. Luar biasa. Wanita kulit
hitam itu rupanya memilih bersabar. “Saya memilih bersabar, wahai Nabi."
Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, “Kala penyakit ayan/epilepsi
menimpa saya, aurat saya tersingkap. Berdoalah kepada Allah untuk saya
agar aurat saya tidak tersingkap. Nabi SAW kemudian mendoakannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kisah
ini dapat kita ambil hikmahnya. Pertama, wanita penghuni surga tidak
ditentukan oleh warna kulitnya. Kedua, wanita penghuni surga tidak
ditentukan oleh kemulusan dan/atau keindahan kulitnya. Lalu, dengan
apanya? Berdasar pada kisah ini wanita dapat masuk surga hanya karena dua hal.
Pertama,
menerima takdir Allah dengan ikhlas. Tak masalah bila warna kulitnya
hitam. Tak masalah pula bila kulitnya kurang mulus/indah. Maka wanita
tak perlu sibuk memikirkan penampilan fisiknya. Kedua, menerima takdir
Allah dengan sabar. Tak masalah bila suatu ketika fisiknya sakit.
Bersabarlah karena Allah Maha Penyembuh.
Istri-istri
Nabi SAW semuanya menjadi penghuni surga. Mereka adalah Khadijah binti
Khuwailid RA, Saudah binti Zumah RA, Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq
RA, Hafshah binti Umar bin Khaththab RA, Zainab binti Khuzaimah RA,
Hindun binti Abi Umayyah RA (Ummu Salamah), Zainab binti Jahsy RA,
Juwairiyah binti al-Harits RA, Shafiyah binti Huyaiy RA, Ummu Habibah
Ramlah binti Abi Sufyan RA, dan Maimunah binti al-Harits RA.
Istri-istri
Nabi SAW menjadi penghuni surga lantaran memiliki keutamaan. Tak
masalah bila Anda ingin mencari tahu keutamaan mereka. Tetapi yang jelas
mereka memiliki keutamaan dalam hal keimanan, ketakwaan, dan akhlak.
Bila
demikian, wanita selain istri-istri Nabi SAW pun memiliki peluang
menjadi penghuni surga sepanjang memiliki keutamaan dalam hal keimanan,
ketakwaan, dan akhlak. Maka, peliharalah keimanan, ketakwaan, dan akhlak
Anda masing-masing.
Dalam salah satu sabda Nabi SAW disebutkan wanita lebih “mudah” menjadi penghuni surga dibandingkan pria. Beliau bersabda, “Apabila
wanita (istri) telah menunaikan shalat lima waktu, puasa bulan
Ramadhan, memelihara harga dirinya, dan menaati perintah suaminya, maka
di akhirat dipersilakan masuk surga dari pintu mana (saja) yang dia suka
(sesuai pilihannya)” (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
Bayangkan, hanya dengan memihara empat perkara tersebut wanita berhak
menjadi penghuni surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar