Senin, 17 September 2018

Keutamaan, Waktu, Niat, Tata Cara, Doa, dan Manfaat Sholat Dhuha

Keutamaan, Waktu, Syarat, Niat, Tata Cara, Doa, dan Manfaat Sholat Dhuha

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang istimewa. Dalam sejumlah hadits shahih disebutkan berbagai keutamaannya.
sholat dhuhaWasiat Rasulullah
“Shalat Dhuha adalah wasiat khusus dari Nabi ` kepada Abu Hurairah dan kepada seluruh umat beliau secara umum.” (Imam Thabari)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (HR. Bukhari)
Jelas dari hadits tersebut, bahwasanya Rasulullah mewasiatkan umatnya untuk sebisa mungkin merutinkan shalat Dhuha!
Sholat Awwabin
Sholat dhuha adalah sholat awwabin, yakni sholatnya orang-orang yang taat. Merutinkan shalat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
Dua Rakaat Dhuha sebagai Sedekah
“Diriwayatkan dari Buraidah a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Pada diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh tiga ruas. Ia memiliki kewajiban bersedekah atas setiap ruas tersebut.’ Para sahabat bertanya, ‘Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Ludah di dalam masjid yang ia timbun (dibersihkan) atau sesuatu (penghalang) yang ia singkirkan dari jalanan (bisa mewakili kewajiban sedekah). Jika engkau belum mampu, dua rakaat shalat Dhuha sudah memadai untuk mewakili kewajibanmu bersedekah’.”
Dari Abu Dzar al-Ghifari RA, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)
Baca juga : Perbedaan Infak dan Sedekah
Empat Rakaat Sholat Dhuha Membawa Kecukupan
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Ghanimah Terbanyak
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!”
“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Berpahala Umroh
Yakni jika dikerjakan satu paket dengan sholat Subuh berjamaah di Masjid. Maksudnya, seseorang menunaikan sholat Subuh berjamaah di Masjid lalu tidak pulang, ia menetap di Masjid untuk dzikir atau ibadah lainnya, lalu ketika tiba waktu dhuha, ia menunaikan sholat dhuha baru pulang ke rumah.
Sesuai dengan isi hadist dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah. (Shahih al-Targhib : 673)
Dibangunkan Sebuah Rumah di Surga
Untuk yang rajin mengerjakan sholat dhuha maka akan mendapat sebuah rumah yang dibangun di dalam surga. Hal ini sesuai dengan isi hadist Nabi Muhammad SAW : “Barang siapa yang shalat dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami’ : 634)
Shalat Dhuha di Awal Pagi, Ganjaran Langsung di Sore Hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkata: Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
“Diriwayatkan dari Nu‘aim bin Hammar a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam, janganlah kamu merasa lemah (kehilangan kesempatan) untuk beribadah kepada-Ku dengan cara mengerjakan shalat empat rakaat di awal waktu siangmu, niscaya akan Aku cukupkan untukmu di akhir harimu’.” (HR. Abu Dawud)
Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan,” (HR Tirmidzi).
Baca juga : kenapa harus membayar zakat, infak, sedekah, dan wakaf di lembaga zakat?

Waktu Sholat Dhuha

Waktu shalat dhuha terbentang sejak matahari naik hingga condong ke barat. Artinya, di Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Waktu yang lebih utama adalah seperempat siang. Di Arab, waktu itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan anak unta beranjak. Sebagaimana sabda Rasulullah:
waktu Sholat Dhuha
Bahwasanya Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha (di awal pagi). Dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’” (HR. Muslim)
Waktu yang Sangat Penting
“Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang yang menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta membinanya, demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan kepadanya kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”(QS. As-Syams:1-10).
Istilah dhuha dapat ditemukan pada beberapa tempat dalam Al-Qur’an. Kita dapat menemukan istilah dhuha kurang lebih pada tujuh tempat. Di satu tempat (QS Thaha [20]:59; AI-‘Araf [7]:98; An-Nazi’at [79]:46), kata dhuha diartikan sebagai “pagi hari” atau sebagai “panas sinar matahari” di tempat lainnya (QS Thaha [20:119]). Istilah dhuha juga bisa mencakup kedua makna itu sehingga diartikan “sinar matahari di pagi hari” (QS As-Syams [91]:1).
Pada tempat lain (QS An-Nazi’at [79]:29), kata dhuha diartikan sebagai Siang yang terang. Namun, makna dhuha ini barangkali tidak merujuk pada keadaan terangnya siang di tengah hari yaitu waktu dzuhur.
Pada pembukaan surah AdDhuha, Allah berfirman, ”Demi waktu dhuha.” Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu dhuha, berarti waktu dhuha adalah waktu yang sangat penting.

Syarat Sah Sholat Dhuha

Syarat sah sholat dhuha sama seperti sholat pada umumnya. Sebelum sholat disyaratkan suci dari hadats kecil dan hadats besar; suci badan, pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; tahu masuknya waktu sholat tersebut; dan menghadap kiblat.

Niat Sholat Dhuha

Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam madzhab Syafi’i, lafal niat sholat dhuha sebagai berikut:
niat Sholat Dhuha
(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)
“Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Niat Sholat dhuha adalah salah satu perkara yang paling penting, karena diterima sholat kita adalah yang dilihat dari niat kita dalam beribadah. Apabila niat sholat dhuha kita benar, pasti Allah akan menerima sholat dhuha kita pada pagi hari.

Tata Cara Sholat Dhuha

Bagaimana tata cara sholat dhuha? Sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam. Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.
tata cara Sholat Dhuha
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)
Tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:
  • Niat
  • Takbiratul ikram, lebih baik jika diikuti dengan doa iftitah
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca salah satu surat yang terdapat dalam Al-Qur’an, tetapi lebih diutamakan membaca surat Adh-Dhuha, Asy-Syams, Al-Lail, dan Surat Asy-Syarh.
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an. Bisa surat Adh Dhuha atau lainnya.
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
  • Salam
Demikian tata cara sholat dhuha.

Doa Sholat Dhuha

Tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai sholat dhuha. Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa sholat dhuha. Misalnya dalam Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i. Sehingga, kita boleh berdoa secara umum dengan doa apapun yang baik.
Ada satu doa sholat dhuha yang sangat populer, yaitu:
doa Sholat Dhuha
Jika masih bingung membacanya berikut bacaan latinnya
Doa Sholat Dhuha Lengkap Latin
ALLAHUMMA INNADHDHUHA-A DHUHA-UKA, WALBAHAA-ABAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWAATUKA, WAL QUDROTA QUDROTUKA, WAL ‘ISHMATA ISHMATUKA.
ALLAHUMA INKAANA RIZQII FISSAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’SIRON FAYASSIRHU, WAINKAANA HAROOMAN FA THOHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QORIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDROTIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHOOLIHIiN.
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Manfaat Sholat Dhuha Untuk Kesehatan

Yang pertama adalah manfaat untuk kesehatan, sholat dhuha sendiri memang tidak hanya bermanfaat untuk rohani saja melainkan juga untuk kesehatan. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut karena di dalam sholat dhuha terdapat beberapa gerakan yang harus dilakukan, oleh karena itu sholat dhuha juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu kegiatan dalam berolahraga.
Olahraga Tanpa di Sadari
Penjelasannya sendiri adalah sholat dhuha dilakukan pada saat masih pagi hari yaitu  sekitar pukul 08.00 sampai dengan menjelang dhuhur, dan jam – jam tersebut merupakan waktu yang sangat baik untuk berolahraga, oleh karena itu melakukan sholat dhuha sama saja dengan berolahraga karena nantinya bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan tulang serta otot karena setiap persendian bergerak, mulai dari tangan, siku sampai dengan lutut dan kaki. Manfaat gerakan sholat memang dapat memberikan efek olahraga tanpa di sadari.
Melancarkan Peredaran Darah
Selain itu juga sholat dhuha membantu untuk melancarkan peredaran darah yang ada di dalam tubuh manusia karena semua pergerakan dalam sholat dhuha sangat lengkap. Mulai dari mengangkat kedua tangan, membungkuk saat gerakan rukuk, kemudian juga gerakan sujud yang mana kepala berada lebih rendah dibandingkan badan dan darah tersebut juga mengalir ke kepala kemudian pada saat duduk aliran darah dinormalkan kembali.
Menormalkan Produksi Hormon
Selain itu juga sangat bermanfaat untuk menormalkan produksi hormon yang ada di dalam tubuh. Jadi sholat dhuha memang sangat bermanfaat dan efektif untuk menjaga kesehatan tubuh, baik untuk bagian tubuh, organ tubuh sampai dengan beberapa cairan dan juga hormone dalam tubuh.
Setiap dua rakaat salam, diulang sampai bilangan rakaat delapan atau yang dikehendaki. Setelah sholat dhuha dianjurkan berdoa.

Resensi Buku "Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas" (Karya Yusuf Al-Uqshari)



1.    TAK ADA HABISNYA SEMANGAT DALAM MERAIH PRESTASI


Judul Buku : Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas! | Penulis: Yusuf Al-Uqshari | Penerbit: Gema Insani  ,Cetakan Pertama/2002 | Jumlah halaman: 213 halaman                                                                                                 
        
                                                                                                                                                         
 Saya bangga dengan kreativitas penulisnya dalam meraih kesuksesan yang tinggi tentu saja dengan motivasi untuk melejitkan prestasi.
Kehidupan adalah pergulatan antara dua sisi yang terus menerus,  gagal dan sukses. Namun dalam pandangan seorang futuristik,  gagal adalah jalan lain menuju sukses. Buku ini menyuguhkan secara apik dan terbuka kepada pembaca tentang hal itu. Lebih  jauh, penulisnya mampu mengelaborasi antara teori, pengalaman, kisah nyata dan kemasan pelatihan,sehingga buku ini menjadi khas dan layak dibaca oleh semua kalangan.
Buku ini memaparkan cara dan jalan lain yang tidak sulit untuk  Anda praktikkan langsung dalam meraih kesuksesan. Tirulah apa yang bisa kita  tiru dari buku ini, lalu sesuaikan dengan kondisi kita saat ini.
Bukunya layak dibaca oleh berbagai kalangan, terutama bagi orang yang masih labil secara emosi, bagi orang yang kurang atau tidak memiliki semangat hidup dan yang dirundung bingung dengan kehidupan. Kenapa? Karena dengan membaca buku ini Kita akan temukan semacam motivasi untuk bangkit dan faham bagaimana langkah-langkah menuju kesuksesan.
Di buku ini banyak diceritakan perjalanan hidup orang-orang yang sukses dari berbagai latar belakang walau tidak detail, nah mungkin aja ada tokoh yang Kita kagumi. Banyaknya buku bermuatan motivasi untuk sukses menunjukkan tingginya kebutuhan manusia akan dorongan untuk sukses. Buku “Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas” ini salah satunya. Yusuf al-Uqshari menyajikan langkah dan suntikan semangat sukses dengan runut. Melalui poin-poin langkah menuju sukses, pembaca sangat dimudahkan untuk menyaksikannya. MENUJU PUNCAK PRESTASI TANPA BATAS cocok untuk siapa pun yang ingin sukses.



  Pemikiran kreatif akan mendoromg kita untuk menjadi pribadi yang mandiri dan akan mendorong kita agar mengeluarkan ide-ide yang inovatif. Kita harus mengembangkan pemikiran kita. Sebagian besar orang hanya memakai sedikit  kemampuan otaknya. Jadi kita berpeluang besar untuk menjadi orang pintar. Kita masih bisa mengembangkannya. Jika kita ingin mencapai suatu prestasi, kita harus menggantungkan Prestasi  itu setinggi-tinggi nya. Jika kita sudah mencapai Prestasi  itu, kita harus memberi hadiah kepada diri kita sendiri. Seperti liburan atau refreshing. Karena otak pun perlu istirahat untuk mencari ide-ide lainnya yang masih belum kita tahu dan pelajari.
     Yusuf Al-Uqshari begitu luar biasa otaknya dalam menyampaikan makna pembelajaran dengan bahasa dan caranya yang unik.... memberi hikmah dan menggetarkan semangat saya dalam meraih prestasi,jujur saya pun masih kebingungan dengan diri saya bagaimana cara meraih prestasi dengan jalan yang efektif dan menggunakan pemikiran dengan sebaik mungkin. Dari beberapa buku yang pernah saya baca,baru ini buku yang menguras pemikiran untuk memahami pembahasan yang sedang dibahas dan tentunya untuk mengenali diri sendiri.
 Potensi manusia sungguh sangat luar biasa, Dengan kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah manusia dapat menaklukan sesuatu yang tadinya mungkin tidak terfikirkan oleh diri mereka sendiri, Seperti menjelajahi Kutub Utara atau Pegunungan Himalaya, Lalu apakah ada batas puncaknya? Bagaimana cara kita untuk mencapai titik prestasi yang ingin kita raih?
 Itu serentatan pertanyaan yang coba dijawab oleh Yusuf Al-Uqshari, Beliau mengajak kita menjelajahi benua prestasi manusia yang tanpa batas dan tepi. Menurutnya, seseorang yang tidak mencoba menjejaki batas kemampuannya tidak akan akan pernah tahu seberapa TINGGI KEMAMPUANNYA ATAU PRESTASI PUNCAKNYA.
Kelebihan dari buku ini sangat banyak,disetiap katanya selalu memberikan semangat serta masukan yang baik untuk kehidupan kita sehari-hari. Khususnya untuk seusia kita yang emosi pemikirannya masih labil. Buku ini sangat membantu kita dalam berkreativitas. Kekurangannya menurut saya mungkin ada beberapa kata baku yang tidak dapat saya fahami ada bahasan yang membuat saya bingung memahaminya sehingga timbul pertanyaan”maksud dari pembahasan ini menuju kearah mana”. Tapi bukunya patut diapresiasi banyak ilmu yang dapat saya petik dari buku ini.
Sekian Resensi buku berjudul”MENUJU PUNCAK PRESTASI TANPA BATAS” Karya Yusuf Al-Uqshari.

Rasa Sayang Dan Cinta Rosulullah Shallahhualaihi Wasallam Kepada Umatnya

Daripada Abbas R.a Rasulullah bersabda : “ Orang yang pertama dibangkitkan didalam kubur di hari kiamat Yaitu Muhammad Saw. “ JIbril dating...